Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kasus dugaan gratifikasi yang melibatkan mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Metro. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dan data yang diperoleh dari KPP Pratama Metro dianalisis secara statistik. Melalui analisis data pelaporan dan penerimaan pajak dari bulan Januari 2022 sampai dengan April 2022 dibandingkan dengan bulan Januari sampai dengan April 2023, ditemukan penurunan signifikan dalam jumlah pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi dan penerimaan pajak dari Orang Pribadi. Sementara itu, terjadi kenaikan dalam jumlah pelaporan SPT Tahunan Badan dan penerimaan pajak dari Wajib Pajak Badan. Penurunan pelaporan SPT Orang Pribadi mengindikasikan potensi penurunan kepatuhan mereka. Sebaliknya, untuk Wajib Pajak Badan menunjukkan peningkatan kepatuhan dalam pelaporan dan pembayaran pajak. Kepercayaan Publik yang rendah akibat kasus dugaan gratifikasi berdampak negatif terhadap kepatuhan dan penerimaan pajak di KPP Pratama Metro. KPP Pratama Metro dapat mengambil langkah-langkah perbaikan, seperti sosialisasi perpajakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pajak, menjaga integritas pegawai dan meningkatkan upaya penegakan hukum. Langkah ini penting untuk memperbaiki kepatuhan dan penerimaan pajak.