Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh data rendahnya hasil belajar matematika disebabkan karena pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan penugasan. Bimbingan dengan siswa belum maksimal, aktivitas belajar siswa juga belum kondusif, dan kurang adanya motivasi siswa dalam belajar. Data hasil belajar siswa yang ditinjau dari ulangan harian dengan memperoleh hasil rata-rata mata pelajaran matematika di kelas II di bawah 75% yang belum mencapai ketuntasan minimum (KKM). Untuk itu dilakukan penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model Kurt Lewin. Konsep utama dalam penelitian ini terdiri dari 4 komponen, yaitu : perencanaan (planning), tindakan (action), mengamati (observation), dan refleksi. (reflecting). Diketahui bahwa pada hasil ketuntasan pelaksanaan siklus I sebanyak 38.46 % atau 10 siswa yang tuntas dan sebanyak 61.53% atau 16 orang yang belum tuntas. Pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 88.46% atau sekitar 23 siswa yang masuk kategori tuntas belajar, dan 3 siswa yang belum tuntas atau sekitar 11.54%. Dari data ketuntasan pada siklus I ke siklus II hasil belajar siswa telah meningkat sebanyak 50%. Hal tersebut dilihat dari belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan mastery learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Ini berarti dengan menggunakan pendekatan mastery learning dengan dipadukan media pembelajaran berupa bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II. Implikasinya guru diharapkan dan didorong untuk menggunakan pendekatan mastery learning pada pelajaran matematika.