Saat ini perseroan yang tertera di Bursa Efek Indonesia diharuskan untuk menerangkan sustainability reporting yang memiliki tujuan umum yang sama, yaitu memaparkan keterangan terkait hal organisasi perusahaan serta dampaknya bagi ekonomi, sosial, dan masyarakat kepada pemangku kepentingan. Adapun standar yang digunakan adalah Global Reporting Initiative Standars (GRI Standars). Penelitian ini akan mengkaji bagaimana pengungkapan sustainability reporting (laporan keberlanjutan) tercantum dalam GRI standar dengan pengungkapan pada akuntansi syariah dapat sejalan dan berkesinambungan. Sementara laporan keberlanjutan (sustainability reporting) menjadi mandatory, maka Indonesia akan menjelajahi masa terkini yaitu responsibilitas (tanggung jawab) yang mendasar dan terbuka. Teknik penulisan yang dipergunakan dalam karya tulis ini yaitu dengan metode kualitatif berupa pengkajian dan analisis kualitatif terhadap sumber- sumber yang tersedia. Namun dalam menentukan analisa sustainability reporting pada bidang keuangan syariah, agar memenuhi pelaporan GRI Standars dan akuntansi syariah digunakan metode content analysis, dengan menggunakan tiga bank dari sebelas bank syariah di Indonesia untuk dilakukan kajian dan analisis kualitatif terhadap laporan berkelanjutan. Hasil pengkajian yang telah dilakukan menunjukan bahwa penerapan sustainability reporting pada perbankan syariah secara keseluruhan sudah mencapai 50,34% dari ketiga sampel yang Penulis kaji. Dan ditemukan beberapa perbedaan, yang secara garis besar timbul karena adanya perbedaan landasan hukum akuntansi perbankan syariah yang berdasar syariat islam dengan GRI Standars.