Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan ekonomi pada saat pandemi COVID-19 di desa Dwitunggal,Kecamatan Rangsang,Kabupaten Kepulauan Meranti. Desa Dwitunggal terletak di antara perbatasan antara negara indonesia dan malaysia, karena kasus COVID-19 yang terus menerus semakin meningkat maka pemerintah mengeluarkan kebijakannya berupa pembatasan sosial bersekala besar (PSBB), pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan lockdown, tentunya dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah mengundang beberapa kontroversi yang menyebabkan masyarakat kesulitan dalam menghadapi beberapa aspek kehidupan, secara ekonomi masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaannya, apalagi bagi mereka yang bekerja sebagai tenaga kerja asing, seperti mereka yang tinggal di daerah perbatasan antara indonesia dan malaysia, mereka mendapatkan penghasilan dengan cara menjadi tenaga kerja bagi negara malaysia.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara kepada lima informan yang tinggal diwilayah desa Dwitunggal dan observasi terhadap warga yang berada di desa Dwitunggal Kecamatan Rangsang, dari hasil penelitian di saat diadakannya wawancara terhadap salah satu warga,mereka mengatakan bahwa sekitar 50% masyarakat disini mengalami kebingungan karena tertutupnya jalur transportasi dan terbatasnya lapangan pekerjaan sehingga masyarakat kesulitan dalam menata perekonomiannya, masalah ini salah satunya disebabkan karena kebijakan pemerintah tentang tidak diperbolehkannya masyarakat untuk pergi ke malaysia melalui program pembatasan aktivitas masyarakat guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19, maka kemudian dengan terus meningkatnya kasus COVID-19 masyarakat desa Dwitunggal membuat pola hidup yang baru dan strategi yang relevan untuk mendukung segala kebutuhan hidup dengan cara memaksimalkan dan meningkatkan kualitas hasil perkebunan dan sumber usaha yang ada di desa Dwitunggal.