Emansipasi perempuan telah memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi di ranah publik. Stereotype perempuan yang dianggap sebagai makhluk lemah mulai pudar dengan adanya penerimaan publik terhadap partisipasi perempuan untuk menunjang tujuan suatu organisasi. Akan tetapi, perempuan yang sebenarnya makhluk diistimewakan untuk melakukan aktivitas secara intern tentunya lebih terlindungi dibandingkan harus beraktivitas di luar rumah. Dengan terbukanya peluang untuk beraktivitas diluar rumah membuat perempuan untuk berfikir menjalani peran ganda. Tentunya berbagai alasan yang melatarbelakangi para perempuan untuk menjalani peran ganda. Hal ini juga terjadi pada staf honorer yang sudah menikah yang bekerja pada sub bagian umum dan keuangan di instansi Inspektorat Kepulauan Anambas. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini untuk mengetahui penyebab perempuan yang sudah menikah dan bekerja sebagai staf honorer di instansi Inspektorat Kabupaten Kepulauan Anambas memutuskan untuk menjalani peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus perempuan pekerja. Adapun metode penelitan yang digunakan adalah seperti yang telah dilakukan oleh Noor, M.M.,dkk.(2016) dimana menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Dimana pada hasil penelitian ditemukan bahwa dari 4 (empat) variable penyebab responden menjalani peran ganda diantaranya membantu perekonomian keluarga, jumlah gaji yang diterima,keinginan untuk mengembangkan diri, dan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, maka ditunjukkan bahwan seluruh responden menyetujui bahwa keinginan membantu perekonomian keluarga, didorong oleh jumlah gaji yang diterma serta keinginan untuk mengembangkan diri merupakan 3(tiga) faktor mereka memutuskan untuk menjalani peran ganda. Sedangkan sebanyak 60% responden berpendapat bahwa mereka bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang tidak dapat dipenuhi dari penghasilan yang diberikan oleh suami.