AbstrakAdopsi telah berkembang menjadi fenomena yang meluas dalam konteks masyarakat Indonesia. Sebagai hasil dari caranya mempengaruhi kepentingan individu di dalam keluarga, itu telah dimasukkan ke dalam kerangka hukum yang mengatur hubungan keluarga. Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 39 UU Perlindungan Anak, orang tua angkat wajib memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak selama proses berlangsung, yang juga harus dilakukan sesuai dengan kebiasaan masyarakat, hukum yang berlaku, dan peraturan. Ada dua kategori adopsi di Indonesia: adopsi domestik, yang terjadi antara warga negara Indonesia, dan adopsi internasional, yang melibatkan anak warga negara Indonesia yang diadopsi oleh orang yang bukan penduduk Indonesia (adopsi lintas negara). Proses hukum, seperti perintah atau putusan pengadilan, diperlukan untuk mengadopsi anak. Metode penelitian yang digunakan dikenal dengan penelitian yuridis normatif. Menurut temuan penelitian, hak waris orang asli Indonesia dilakukan berdasarkan hukum Islam dalam situasi yang melibatkan hukum waris Indonesia. Selain itu, anak angkat tetap dianggap sebagai orang tua kandung dan tidak berhak mewaris dari orang tua angkatnya. Sistem hukum adat setempat akan menentukan berapa banyak anak angkat berhak mendapat warisan. Anak angkat tetap mendapat warisan dari orang tua kandungnya bukan dari orang tua angkatnya karena anak angkat tidak mewarisi dari orang tua angkatnya.