Manajemen risiko wajib diimplementasikan oleh unit kerja pemerintah dalam rangka mengawal tercapainya tujuan/target kinerjanya. Pada tahun 2022, capaian kinerja Direktorat ABC belum sepenuhnya mencapai target khususnya pada aspek pengelolaan keuangan yang optimal. Di satu sisi, dalam struktur manajemen risikonya terdapat potensi adanya tumpang tindih dimana orang yang sama menjadi pengelola risiko lini pertama, dan juga sebagai perwakilan dari lini kedua. Mengacu pada dua permasalahan di atas sebagai justifikasi, maka penelitian perlu dilakukan untuk menganalisis kondisi existing pada Direktorat ABC dengan konsep manajemen risiko dan konsep model tiga lini. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif berbentuk studi kasus. Dapat disimpulkan bahwa secara umum pengelolaan manajemen risiko di Direktorat ABC sudah cukup matang. Namun, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan khususnya di area struktur manajemen risiko, dan proses manajemen risiko. Selanjutnya jika dikaitkan dengan model tiga lini, terdapat pegawai dengan potensi terjadinya rangkap tugas dibidang manajemen risiko baik sebagai Unit Pengelola Risiko (lini pertama), dan sebagai Unit Kepatuhan Internal (lini kedua). Potensi ancaman tersebut dapat saja muncul di periode mendatang, sehingga diperlukan rencana pengendalian internal (pengaman) yang memadai untuk meminimalisir ancaman konflik kepentingan.