PSAK 73 adalah suatu standar akuntansi sewa terbaru yang merupakan hasil diadopsi dari IFRS 16 dan berlaku efektif dari tahun 2020. Dalam PSAK 73 dijelaskan mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset hak guna atas sewa terutama bagi penyewa (lessee) dengan hanya mengklasifikasikan sewa sebagai sewa pembiayaan sehingga aset dan liabilitas atas transaksi sewa diakui dalam laporan posisi keuangan, terkecuali untuk sewa jangka-pendek dan sewa yang aset pendasarnya bernilai-rendah. Tujuan Penelitian ini dilakukan adalah untuk menganalisis dampak implementasi PSAK 73 atas sewa terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui rasio keuangan. Penelitian ini menggunakan sampel penelitian dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Mei 2023 – Juli 2023 pada indeks LQ45. Penelitian ini mengaplikasikan metode deskriptif kuantitatif untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 73. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkannya PSAK 73 terjadi bahwa dampak kapitalisasi sewa terbesar terjadi pada entitas PGAS kemudian disusul oleh entitas BRPT dan entitas INKP dengan rata-rata kenaikan dari Debt to Asset (DAR), Debt to Equity (DER) dan penurunan dari Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).