ABSTRAKCoronavirus Disease 19 atau lebih dikenal virus Covid-19 menampakkan diri menjadi pandemi yang mendunia karena kecepatan tingkat penyebarannya. Dengan maraknya pandemi ini kebutuhan masyarakat akan obat meningkat drastis, salah satunya adalah obat batuk. Pada batuk biasa maupun COVID-19 dengan gejala ringan, langkah pengobatan hanya bersifat simtomatik atau untuk meredakan gejala saja. Oleh karena itu, penggunaan obat batuk bisa dilakukan untuk mengatasi gejala batuk akibat COVID-19. Masyarakat berbondong-bondong pergi ke apotek untuk membeli obat batuk.Dalam Penelitian ini, penulis ingin mengetahui pengaruh Covid-19 terhadap peningkatan penjualan obat batuk di Apotek Anugerah Bandar Lampung. Penulis melakukan penelitian analitik yang bersifat observasional dan dan dilakukan secara deskriptif serta memakai hypothesis testing. Dalam pengumpulan data, penulis memperoleh dokumen penjualan obat batuk di Apotek Anugerah Bandar Lampung, 12 bulan sebelum pandemi terjadi dan 12 bulan saat pandemi sedang berlangsung. Data obat batuk yang diambil adalah sebagai berikut : Paratusin tablet dan syrup; OBH Combi; Rhinos;dan Actifed. Berdasarkan hasil penelitian penjualan Hasil Penelitian ini menunjukkan peningkatan penjualan penjualan untuk OBH Combi 201,41%, Paratusin tablet 348,75%, Rhinos 307,57%, Actifed 319,02% dibandingkan dengan penjualan produk-produk tersebut 12 bulan sebelum pandemic melanda. di Apotek Anugerah Bandar Lampung. Berdasarkan Hypotesis Testing, | t hitung | > t-tabel maka H0 ditolak. Karena H0 ditolak maka H1 diterima, artinya terdapat perbedaan nilai statistika yang signifikan antara penjualan obat sebelum pandemi dan saat pandemi berlangsung. Berdasarkan data penjualan obat batuk Apotek Anugerah Bandar Lampung dan data Perkembangan Covid 19 di Bandar Lampung yang bersumber dari kemkes.go.id yang telah dibahas, penjualan obat batuk di Apotek Anugerah Bandar Lampung berbanding lurus dengan menaiknya jumlah kasus positif Covid 19 yang ada di Bandar Lampung.