Pelayanan rawat inap adalah salah satu layanan yang terdapat di setiap rumah sakit. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1165/MENKES/SK/X/2007, pelayanan rawat inap adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau upaya pelayanan kesehatan lainnya dengan menginap di Rumah Sakit. Keberadaan pelayanan ini sangat vital agar dapat mendiagnosis maupun merawat pasien yang butuh penanganan medis. Sayangnya layanan ini kerap kali kurng dimanfaatkan oleh masyarakat utamanya bagi masyarakat yang kurang mampu dikarenakan banyak ditemukan tarif layanannya yang kurang dapat dijangkau oleh masyarakat kurang mampu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tarif layanan rawat inap antara metode Activity Based Costing dan tarif yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini agar menjadi masukan untuk menghasilkan tarif yang lebih baik dan efektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif dengan pendekatan kualitatif, sedangkan tehnik pengumpulan data yang akan digunakan adalah metode studi kepustakaan dan metode studi lapangan dengan wawancara dengan narasumber. Hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa RSIA Bunda Suryatni Bogor belum menerapkan metode Activity Based Costing dengan alasan kesulitan SDM pengolah data dan belum ada urgensi penerapannya. Saran yang diberikan adalah agar Rumah Sakit mempertimbangkan penggunaan metode ini untuk perhitungan tarif agar didapatkan penentuan tarif yang lebih terjangkau bagi masyarakat.