Rokok Ilegal merupakan salah satu jenis Barang Kena Cukai yang diperjual-belikan tetapi tidak memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku. Dikatakan tidak memenuhi ketentuan berarti belum memenuhi kewajiban sebagai barang kena cukai yang telah dilekati pita cukai. Adapun ciri-ciri rokok ilegal yaitu tidak dilekati pita cukai, dilekati pita cukai palsu, dilekati pita cukai bekas dan dilekati pita cukai yang tidak sesuai peruntukannya yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Cukai Nomor 39 Tahun 2007. Penindakan BKC Rokok Ilegal merupakan salah satu tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). BKC rokok illegal yang tidak memenuhi kewajiban cukai berupa pembayaran cukai dapat dilakukan penindakan karena belum dilekati pita cukai / belum memenuhi kewajiban cukai rokok. Kegiatan penindakan menurut Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-17/BC/2020 tentang Tatalaksana Pengawasan dimulai dari proses penghentian, pemeriksaan, penegahan, serta penyegelan. Maraknya peredaran rokok illegal di berbagai daerah merupakan latarbelakang penulis untuk melakukan penelitian tentang bagaimana tatalaksana penindakan rokok illegal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif studi dokumen yaitu berupa kajian yang menitikberatkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa seluruh kegiatan penindakan BKC rokok illegal telah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan yang berlaku.