Di Indonesia, negara tercinta kita yang terdiri dari berbagai suku, agama ras dan antar golongan (SARA) dan ribuan pulau-pulau ini, secara peraturan perundangan khusus mengena hukum adat memang belum ada, tetapi mengenai lingkaran dalam adat, seperti lingkungan adat, desa dan lainnya sudah ada. UU Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan, UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa mengandung makna perlindungan dari adat istiadat kebiasaan masyarakat, yang dalam konteks ini bisa dikatakan sebagai hukum adat, baik secara tertulis maupun lisan secara turun temurun. Kegiatan selamatan desa merupakan bagian integral dari budaya dan tradisi masyarakat desa di Indonesia. Di Kota Batu, penerapan hukum adat dalam kegiatan selamatan desa menjadi penting untuk menjaga dan menghormati warisan budaya yang telah ada sejak lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan hukum adat pada kegiatan selamatan desa di Kota Batu.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen terkait kegiatan selamatan desa di Kota Batu. Responden penelitian meliputi tokoh adat, pemimpin masyarakat, dan peserta kegiatan selamatan desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan hukum adat dalam kegiatan selamatan desa di Kota Batu memainkan peran penting dalam menjaga dan melestarikan tradisi dan nilai-nilai budaya desa. Hukum adat memberikan landasan dan pedoman bagi pelaksanaan selamatan desa, termasuk dalam pemilihan tata cara, ritus, dan aturan yang harus diikuti oleh peserta. Selain itu, penerapan hukum adat juga membantu memperkuat jalinan kebersamaan dan meningkatkan rasa memiliki terhadap desa. Melalui kegiatan selamatan desa, masyarakat Kota Batu dapat mempertahankan akar budaya mereka yang berharga dan memperkuat identitas budaya desa. Namun, dalam implementasinya, penerapan hukum adat pada kegiatan selamatan desa di Kota Batu juga menghadapi beberapa tantangan. Diantaranya adalah perubahan sosial dan pengaruh dari luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tradisi, serta perlunya menjaga keseimbangan antara hukum adat dengan regulasi hukum nasional yang berlaku.Untuk memastikan keberlanjutan dan relevansi penerapan hukum adat pada kegiatan selamatan desa di Kota Batu, penting untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat desa, tokoh adat, dan pemerintah daerah. Sinergi antara kebijakan pemerintah daerah dengan nilai-nilai adat yang hidup di masyarakat desa akan memperkuat perlindungan dan pemeliharaan budaya lokal serta meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap warisan budaya yang berharga. Salah satu penerapan hukum adat, bisa dilihat pada kegiatan selamatan desa di Kota Batu, yang mana sebuah kemasan acara tetap berpakem pada hukum adat kebiasaan yang telah dilakukan oleh nenek moyang pendiri desa, yang biasa disebut bedah kerrawang atau sing babad alas di Kota Batu.