Komunikasi bersifat merepresentasikan budaya yang ada di dalamnya. Setiap individu yang terlibat dalam komunikasi tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan, nilai-nilai sosial, norma, dan kepercayaan yang menjadi pegangannya. Perbedaan budaya antara etnis Tionghoa dan pribumi akan mewarnai dan menghadirkan tantangan tersendiri bagi komunikasi dalam transaksi jual-beli. Penelitian ini bertujuan menelaah bagaimana pola-pola komunikasi dan hambatan komunikasi antarbudaya yang berlangsung pada transaksi jual-beli antara penjual etnis Tionghoa dan pelanggan pribumi di pasar Sumedang Kota. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif serta teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan penjual etnis Tionghoa mempunyai ikatan timbal balik yang selaras dengan pelanggan pribumi. Dalam berkomunikasi, penjual etnis Tionghoa melakukan pola komunikasi primer secara verbal dan nonverbal. Pola komunikasi searah sebagai upaya dalam menawarkan barang dagangan. Pola komunikasi dua arah terjadi dalam kegiatan negoisasi antara penjual etnis Tionghoa dengan pelanggan pribumi. Pola multiarah digunakan dalam interaksi tanya jawab antara penjual Tionghoa dengan pelanggan pribumi. Hambatan yang ditemui pada transaksi jual-beli antara penjual etnis Tionghoa dengan pelanggan pribumi adalah hambatan fisik, bahasa, pengalaman dan persepsi. Sedangkan perbedaan budaya tidak terlalu menjadi hambatan yang besar bagi penjual etnis Tionghoa dan pelanggan pribumi.