Lembaga pemasyarakatan atau LAPAS merupakan tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Berdasarkan UndangUndang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan Pasal 38 bahwa Pembinaan yang diberikan ada dua yaitu pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Pembinaan kemandirian merupakan pembinaan yang diarahkan untuk memberikan bekal bakat dan keterampilan bagi narapidana, agar ketika mereka kembali kepada masyarakat dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pembinaan kemandirian narapidana di Lapas Perempuan Kelas IIA Bandung. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dengan metode sosiologis, yaitu dengan meneliti langsung kegiatan pembinaan kemandirian yang ada di Lapas Perempuan Kelas IIA Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembinaan kemandirian narapidana di Lapas Perempuan Kelas IIA Bandung sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, ini terbukti dari adanya 13 (Tiga Belas) pos kerja atau Pendidikan keterampilan yang ada di Lapas Perempuan Kelas IIA Bandung seperti pos kerja menjahit, bakery, tataboga, perkebunan, salon, melukis, dll. Namun, ada beberapa faktor hambatan dalam melaksanakan kegiatan pembinaan tersebut yaitu faktor sarana dan prasarana, faktor tenaga teknis/pelatih, faktor pemasaran produk dan faktor narapidana.