Seharusnya anak sebagai generasi penerus bangsa, selayaknya mendapatkan hak-hak dan kebutuhan-kebutuhan secara memadai, sebaliknya mereka bukanlah objek tindakan kesewangwenangan dan perlakuan yang tidak manusiawi dari siapapun atau pihak manapun. Anak yang dinilai rentan terhadap kekerasan dan pencabulan, sehausnya dirawat, diasuh dididik dengan sebaik-baiknya agar mereka tumbuh dan berkembang secara sehat. Anak berhak mendapatkan pemeliharaan dan bantuan khusus keluarga sebagai inti dari masyarakat dan sebagai lingkungan alami bagi pertumbuhan dan kesejahteraannya. Perlindungan hukum dalam proses penyidikan Anak korban terhadap kasus pencabulan merupakan suatu bentuk perhatian dan perlakuan khusus untuk melindungi kepentingan anak. Dalam pasal 2 ayat (3) dan (4) UndangUndang No.4 Tahun 1979 Tentang kesejahteraan Anak mendorongperlunya perlidungan Anak dalam rangka mengusahakan kesejahteraan Anak dan perlakuan yang adil terhadap anak. Hasil penelitian ini bahwa implementasi perlindungan hukum terhadap anak dalam korban kasus pencabulan adalah merahasiakan identitas korban, adanya upaya rehabilitasi, korban berhak mendapatkan perlindungan hukum, pemberian pendampingan pada proses penyidikan, mendapatkan informasi mengenai perkembangan siding dan selalu memonitor perkembangan dan situasi tempat tinggal korban. Sedangkan Faktor penghambat penerapan perlindungan hukum terhadap anak dalam korban kasus pencabulan adalah faktor internal (pemenuhan biologis dalam diri pelaku), Faktor eksternal (faktor lingkungan), dan pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK).