Efektifitas proses mediasi perkara perceraian bisa nilai dari dua sisi, yaitu dari sisi penggunaan, serta dari sisi hasilnya. Sisi penggunaan yakni bahwa proses mediasi berfungsi agar adanya perdamaian antar pihak dan harapan gugatan bisa dicabut, selain itu mediasi juga berfungsi memisahkan anar pihak melalui cara baik. Jika dilihat dari sisi penggunaan maka Pengadilan Agama Wangi-wangi tahun 2022 sudah berhasil, namun dari sisi hasil proses mediasi perkara masih belum efektif dengan melihat persentase tingkat keberhasilan yaitu 15% dari total berkas perceraian yang masuk. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilannya proses mediasi perkara perceraian. Yang paling mempegaruhi diantaranya adalah faktor perkara, mediator, dan pihak yang bersengketa. Seringkali ditemui pihak yang bersengketa sudah tidak ada lagi rasa cinta dan tidak mau berdamai lagi. Dalam tulisan ini penulis menyajikan beberapa teori serta hasil kajian dan penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa penulis terdahulu yang relevan dengan variabel yang dikaji oleh penulis. Metode penelitian yang digunakan iadalah yuridis empiris, yakni menggunakan penelitian agar memperjelas keselarasan antara praktek dan teori, dengan data primer adalah penyelesaian kasus perdata dengan menerapkan mediasi di pengadilan agama Wangi-wangi.