Menurut Peraturan Daerah( PERDA) Kota Bau- Bau No 13 Tahun 2012 pajak hiburan ialah pajak yang dipungut atas penajaan hiburan, dimana hiburan ialah seluruh tipe atraksi, pertunjukkan, game serta atau ataupun kemeriahan yang dinikmati dengan dipungut biaya. Pajak hiburan ialah pangkal pemasukan wilayah yang potensial bila diatur dengan cara maksimum di Kota Baubau. Tetapi, perihal itu tidak cocok dengan kemampuan yang dipunyai, sebab sampai tahun 2021 penguasa Kota Baubau sedang mempunyai pajak terutang sebesar 53, 1 Meter, yang setengahnya ialah pajak terutang dari zona pajak hiburan ialah sebesar 24, 6 Meter. Tujuan riset ini merupakan buat mengenali, menganalisa, serta mendefinisikan strategi penguasa wilayah dalam tingkatkan partisipasi pajak hiburan kepada pemasukan asli wilayah Kota Baubau serta buat mengenali, menganalisa, serta mendefinisikan aspek dalam serta eksternal dalam tingkatkan partisipasi pajak hiburan kepada pemasukan asli wilayah di Kota Baubau. Riset ini merupakan riset deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta dibatasi oleh 2 fokus riset ialah strategi penguasa wilayah dalam tingkatkan partisipasi pajak hiburan kepada pemasukan asli wilayah dan aspek dalam serta eksternal dalam tingkatkan partisipasi pajak hiburan kepada pemasukan asli wilayah. Analisa yang dipakai merupakan analisa informasi bentuk interaktif Miles, Huberman, serta Saldana dengan jenjang pengumpulan informasi, kondensasi, penyajian informasi, serta pencabutan kesimpulan. Bersumber pada riset yang dicoba, aspek dalam pada Tubuh Finansial Wilayah Kota Baubau mencakup daya ialah tersedianya alat serta infrastruktur, sebaliknya kelemahannya ialah minimnya komitmen buat menuntaskan piutang pajak. Aspek eksternal mencakup kesempatan ialah Kota Baubau selaku kota darmawisata, sebaliknya tantangannya ialah kemauan penguasa Kota Baubau menghasilkan Kota Baubau selaku kota darmawisata berplatform global. Anjuran yang bisa diserahkan ialah lebih memaksimalkan alat serta infrastruktur dalam pengurusan pajak hiburan, perlunya tingkatkan komitmen dalam menuntaskan piutang pajak, lebih tingkatkan pembangunan tempat hiburan yang bisa menarik daya kegiatan, serta hendaknya Tubuh Finansial Wilayah melaksanakan riset memadankan ke daerah- daerah yang sudah lebih dahulu jadi kota darmawisata global